Asasunnajah header

Setitik Harapan Di Tahun 2021

Posting Komentar

setitik harapan di tahun 2021

Masih segar dalam ingatan saat dimana media mulai gencar memberitakan kedatangan sebuah tamu tak diundang di negeri tercinta ini. Tamu yang kehadirannya telah mengubah segalanya tanpa pandang bulu. Tua, muda, miskan, kaya, pejabat maupun rakyat jelata. Kehadirannya seolah telah mematikan setitik harapan setiap manusia.

Hingga kehadirannya makin meraja lela tidak hanya di negeri tercinta kita, namun melanglang buana ke segala penjuru dunia. Semakin hari keberadaannya makin menjadi pusat perbincangan dan naik strata menjadi pandemi mengalahkan teman-temannya yang lebih dulu eksis. 

Corona Virus, dengan kehadirannya yang tanpa diduga hampir saja aku merasa bahwa dunia ini telah berada di akhir cerita. Meskipun tak seorang pun yang tahu akan kepastian hari itu. Malam-malam sebelum mata terpejam, hampir selalu terbayang akankah esok matahari masih terbit dari timur.  Lalu setelah virus ini merajai dunia apalagi yang akan terjadi kemudian hari. 

Membayangkan bekal yang belum seberapa untuk menyambut hari itu. Membayangkan anak-anak yang masih kecil dan bayangan-bayangan buruk lain yang menghantui pikiran. Singkat kata hampir saja virus ini merenggut psikisku.

Bangkit Dari Tekanan Mental

hadits qudsi
Berhari-hari dicekoki media yang didominasi bahasan meningkatnya jumlah pasien, dokter-dokter serta tenaga medis yang berguguran, wilayah zona merah yang bertambah, lama-lama membuatku tersadar, bahwa ada hal yang lebih mengerikan dari virus itu sendiri yaitu serangan mental juga ujian keimanan. 

Serangan mental yang imbasnya juga menyerang imunitas tubuh. Menurunnya imunitas tubuh akan menyebabkan turunnya produktifitas seseorang. Padahal disaat seperti ini, imuntitas tubuh yang prima adalah harga mati.

Ujian keimanan bagi seseorang akan kemurahan Tuhan dibalik setiap cobaan. Sebagai contoh, menurunnya sektor perekonomian hampir saja mengikis keimanan akan terjaminnya rizki seseorang. Sampai-sampai banyak orang berlomba-lomba menimbun apa saja demi kepentingan diri sendiri.

Kesadaran ini membuatku tak betah berlama-lama berkubang dalam tekanan mental. Aku harus bangkit dari keterpurukan. Sebuah hadits qudsi telah menamparku habis-habisan 
“Sesungguhnya Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hambaKu..” 

Sebuah tulisan telah mengingatkanku akan rasa optimisme atau husnudhon di situasi pandemi yang tidak pasti seperti saat ini. Dengan prasangka baik maka banyak hal atas semua kejadian tidak mengenakkan akan menjadi baik. Sebagai contoh kecil, dengan menanamkan rasa optimis paling tidak telah melepaskan diri dari jeratan tekanan mental.

Dengan sehatnya mental maka akan menghimpun hormon-hormon yang mencipta rasa bahagia yang meningkatkan imunitas tubuh. Dengan imunitas tubuh yang kuat, fisik menjadi sehat hidup kembali bergairah dan produktif. 

Aku pun teringat akan ayat, 

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”(Q.S. Yusuf : 87)

Ayat yang telah melecut kembali gairah hidupku saat berada pada titik terendah. Sesulit apapun situasi yang tengah kita hadapi, sepahit apapun cobaan hidup yang menguji, jangan sampai kita menjadi bagian dari golongan orang kafir lantaran berputus asa atas cobaan yang melanda. Maka pada saat-saat seperti ini satu ayat kembali mengingatkanku bahwa,
“Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan“

Setitik Harapan  

Tiba-tiba aku teringat sebuah kalimat yang tak asing yang dulu pernah kuterima saat masih menjadi anggota pergerakan mahasiswa, 
Tak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri.

Hadirnya tamu tak diundang ini memang telah merubah dunia di segala lini, tapi tak bisa dipungkiri ia pun telah meninggalkan banyak hikmah tersendiri. 

Dengan ayat maupun hadits yang telah menyentilku akan rasa optimisme diatas, sudah sepatutnya sebagai hamba yang penuh alpha aku pun menaruh setitik harapan di tahun baru ini. Dalam situasi dunia yang tidak pasti, mudah-mudahan Allah jaga terus iman ini agar tidak mudah goyah dalam menghadapi godaan-godaan duniawi. Dimudahkan langkahnya dalam mengais ridho ilahi sebagai bekal untuk kehidupan di alam yang lebih kekal nanti. 

Akhir kata semoga pandemi segera sirna dari bumi ini dan dunia kembali bersinar lagi secerah mentari pagi. Selamat tahun baru 2021.

Asasunnajah
Seorang ibu tiga anak yang sedang belajar menulis dan berjualan online. _Salam silaturahim_

Related Posts

Posting Komentar