Asasunnajah header

Mengajarkan Anak Beribadah Dengan Rasa Cinta

14 komentar
mengajarkan ibadah pada anak


Bangun keinginan untuk melakukan ibadah karena cinta, bukan karena paksaan.
Sebagai orang tua kita diperintahkan untuk mengajarkan anak-anak akan pentingnya Syariah Islam, agar ketika baligh nanti mereka paham dan Istiqomah dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim dengan rasa cinta bukan karna terpaksa. 
Akan tetapi realita berkata bahwa tidak sedikit para orang tua yang masih kesulitan dalam menanamkan kecintaan beribadah sejak dini. Sehingga kegiatan beribadah yang seharusnya menjadi hal yang menyenangkan justru menjadi momok. Aku sendiri masih memiliki PR besar untuk urusan ini.
 
Lantas bagaimana sih membuat anak menjadi gemar beribadah dengan rasa cinta? 
Mudah-mudahan uraian ini bisa sedikit memberikan pencerahan bagi yang masih punya PR serupa.

Dasar Pendidikan Islam

”Wahai anak ku jangan sekali-kali engkau sekutukan Allah.” (QS: Al-Lukman:13)

Menilik potongan ayat diatas, Al-qur'an telah memberikan tuntunan bagaimana cara mendidik anak dan pendidikan dasar apa yang pertama kali diberikan. Salah satunya adalah yang telah dicontohkan oleh tokoh teladan dalam dunia pendidikan yang tersebut dalam Al-qur'an, yakni Lukman Hakim. 

Sebagai umat Islam jika merujuk pada Al-qur'an, maka pendidikan pertama yang harus diberikan kepada anak-anak adalah mengenalkan Allah Ta'ala (Ilmu Tauhid) sebagaimana yang telah diteladankan oleh Lukman Hakim terhadap anaknya. 

Kemudian mengajarkan tentang akhlak. Barulah saat anak-anak telah mengenal Allah, para orangtua yang bijak biasanya akan mengajarkan mereka cara-cara beribadat yang benar (Ilmu Fiqih). Dan selanjutnya diajarkan cara menjaga ibadah tersebut agar tidak sirna (Tasauf). 

Jika keempat pendidikan ini sudah ada pada diri si anak, ketika beranjak masa remaja anak-anak kita akan menjadi pribadi yang kuat. Baik budi pekertinya serta lembut tutur katanya. Karena sejatinya pendidikan tersebut telah merepresentasikan bagaimana cara berinteraksi dengan Allah Ta'ala dan cara berinteraksi dengan manusia.

Menurut Okina Fitriani dalam buku The Secret of Enlightening Parenting , Manusia lahir dengan fitrah yaitu fitrah suci dan membawa potensi baik. Salah satu pintu utama potensi baik adalah percaya kepada Tuhan. Setiap insan lahir dengan keadaan telah bersaksi pada keesaan Tuhan. Kesaksian atas keesaan Tuhan adalah dasar dari tegaknya iman. Maka tugas pengawasan untuk menjaga potensi anak agar tetap baik atau mengupayakan agar menjadi lebih baik.

Menanamkan keimanan anak (tauhid) sejak dini menjadi penting sebagai upaya untuk menjaga potensi baik anak yang ia bawa sejak lahir. Potensi keimanan yang terjaga dengan baik insya Allah akan mampu tertanamnya 1 pilar kuat dalam diri anak yaitu MAHABAH. Mahabah artinya adalah rasa cinta kepada ALLAH SWT. Rasa cinta yang kuat dalam bentuk iman dan taqwa insya Allah akan mampu menjadi pondasi dan penjaga diri anak hingga ia tumbuh dewasa nantinya.

Langkah Praktis Dalam Mengajarkan Beribadah Dengan Rasa Cinta

Setelah pondasi keimanan tertanam dengan kuat selanjutnya adalah mengajarkan ibadah. Mengajarkan ibadah dengan rasa cinta memiliki tujuan jangka panjang yaitu memiliki modal keimanan yang kuat dan pengenalan ibadah yang menyenangkan tanpa dipaksa agar kelak saat dewasa tumbuh rasa cinta beribadah. Beribadah bukan hanya sebagai kegiatan memenuhi kewajiban atau takut dosa saja, namun beribadah sebagai wujud syukur atas rahmat kehidupan yang telah dikaruniakan kepadanya.

Adapun tujuan jangka pendeknya adalah agar saat anak memasuki usia 7 tahun sudah tumbuh rasa terbiasa pada kegiatan beribadah. Maka penting untuk mengenalkan kegiatan ibadah dengan menyenangkan pada anak-anak usia dini. 

Beberapa langkah praktis berikut ini bisa kita adaptasi untuk diterapkan  di rumah :
  • Keteladanan
Usia balita merupakan usia dimana anak tengah menjadi peniru ulung. Apapun yang ia serap dari orang terdekatnya akan ditiru. Maka pada masa ini keteladanan adalah harga mati. Dan tanpa kita sadari sejatinya anak-anak tengah mengajari kita untuk memperbaiki diri (haliah maupun ucapan).
  • Mengenalkan tentang Allah SWT
Mengenalkan Allah pada anak-anak dengan orang atheis tentunya berbeda. Jika pada orang bisa jadi harus melewati perdebatan yang rumit, maka mengenalkan Allah pada anak-anak bisa dilakukan dengan hal-hal yang sederhana. Mengajak jalan-jalan menjelajah alam sekitar seraya mengenalkan nama-nama benda, sambil mengenalkan bahwa semua ini adalah Allah yang menciptakan.
  • Menanamkan kecintaan kepada Rasulullah
Menanamkan kecintaan kepada Rasulullah bisa membuat anak-anak semakin cinta kepada syariah dan sunnah yang dibawa oleh Nabi-nya. Kenalkan pada mereka siapa Muhammad saw dengan membacakan sejarah perjuangan Rasulullah dalam menegakkan Islam sehingga agama ini bisa tersebar hingga keseluruh penjuru dunia. Juga mengajarkan tentang sunah-sunah yang dicontohkan oleh Rasulullah agar diterapkan dalam kehidupan  sehari-hari.
  • Sering diajak berdialog tentang iman
Tentu saja dialog tentang keimanan ini juga jangan dibayangkan dengan dialog ilmiah yang rumit. Kegiatan semacam ini bisa dilakukan dengan diskusi ringan mengenai ciptaan-ciptaan Allah, tentang mengapa harus berdoa sebelum melakukan aktivitas, dan diskusi ringan lainnya.
  • Sering diperdengarkan ayat-ayat suci Al-Quran
Karna usia emas anak sedang kuat-kuatnya menyerap apapun yang ia dengar. Dengan sering-sering memperdengarkan ayat Al-Qur'an diharapkan dapat menjaga potensi keimanannya. Maka sebaiknya yang sering ia dengar adalah suara-suara kebaikan yang ada dalam ayat suci Al-Quran.
  • Melibatkan dalam kegiatan ibadah sehari-hari
Anak-anak usia 1,5 tahun biasanya suka menirukan gerakan-gerakan shalat saat ibunya tengah shalat, atau menirukan bacaan saat mengaji meskipun belum sempurna dalam melafalkan. Memanfaatkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba anak-anak dengan melibatkan dalam ibadah diharapkan dapat merawat benih-benih cinta terhadap ibadah sekaligus melatih pembiasaan ibadah sejak dini.
Namun yang perlu diingat adalah karna tujuan ini untuk menanamkan rasa cinta, maka hindari pemaksaan apabila anak-anak sedang tidak ingin melakukannya. 

Penutup

Itulah uraian sederhana tentang cara mengajarkan ibadah dengan rasa cinta mudah-mudahan yang sedikit ini bisa bermanfaat. Jika berkenan menambahkan teman-teman boleh tuliskan di kolom komentar ya ..
Asasunnajah
Seorang ibu tiga anak yang sedang belajar menulis dan berjualan online. _Salam silaturahim_

Related Posts

14 komentar

  1. mengenalkan agama pada anak sejak dini memang sangat penting yah Bund. Para ortu harus baca artikel ini nih...

    BalasHapus
  2. Semakin bertumbuh, kerasa banget berdialog itu efeknya bagus baut tumbuh kembang anak. Senangnya diskusi dan ngaji dibalut dgn cerita karena biasa didongeng jadi bikin anak anteng.

    BalasHapus
  3. Sepakat banget mbak. Ilmu tauhid jadi yang pertama. Mengaitkan segala aktivitas anak dengan Allah. Dan anak juga melihat keteladanan orang tuanya. Ngobrol dan bercerita hal yang anal suka juga, jadi insightnya bisa mudah tertanam.

    BalasHapus
  4. Masya Allah, suka dengan artikel ini, udah aku baca berkali-kali :D

    BalasHapus
  5. Ilmu agama memang sebaiknya dikenalkan sejak dini ya, karena ini pondasi keimanan mereka. Selain teladan dari keluarga, terkadang lingkungan pertemanan si anak juga mempengaruhi. Kalau anak sih jadi semangat setelah banyak teman temannya ikut ngaji atau selalu ngajak solat di masjid begitu adzan berkumandang.

    BalasHapus
  6. Mudah-mudahan kita bisa membersamai anak dan menanamkan tauhid dg baik pada mereka ya mom. Kadang aku bingung jg mau bagaimana memulainya, tapi seiring berjalannya waktu dan dibantu buku-buku, menanamkan tauhid bukan hal yg susah kok ya

    BalasHapus
  7. Ternyata mengajarkan anak untuk beribadah itu tricky ya mbak, banyak banget hal-hal yang harus diperhatiin.

    BalasHapus
  8. Wah terimakasih banyak mba sharingnya. Aku jg dalam masa2 lagi ngajarin anak untuk ibadah jugaa. Mudah-mudahan berhasil

    BalasHapus
  9. lebih seringnya anak-anak diajarakan melakukan ibadah karena ancaman ya. Sangats edikit sekali yang mengajarkan karena menanamkan kesadaran dan kecintaan kepada Sang Pencipta.

    BalasHapus
  10. Makasih banyak sharingnya mbak. Memang ilmu agama tuh penting banget ditanamkan bahkan sebelum ilmu dasar lainnya, karena ya agama dasar dari semuanya.

    BalasHapus
  11. Setujuuu banget sama tulisan ini. Kalau dipaksa pasti mental. Karena anak itu peniru yang ulung, kita yang harus kasih contoh.

    BalasHapus
  12. Benar penting banget mengajarkan ibadah sedini mungkin karna ini untuk kebaikannya kelak ...

    BalasHapus
  13. Masya Allah inspiratif sekali tulisan mbak ini, memang sangat pentih sekali nih mengajarkan tentang agama seperti ibadah kepada anak sejak dini. Semoga anaknya menjadi anak yang sholeh serta selalu berbakti kepada orang tua

    BalasHapus
  14. menanamkan tentang tauhid sejak dini memang penting banget, biar anak-anak jadi tahu dan mengerti tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti yaa agar mereka bisa paham ya, jadi selanjutnyaa mengajarkan ibadah (harapannya) bisa lebih mudah gitu yaa. :)

    BalasHapus

Posting Komentar